RESENSI BUKU The Naked Traveler




23 Februari 2018
14:59

Judul              : The Naked Traveler 3
Pengarang      : Trinity
Penerbit          : B-First
Kota Terbit    : Yogyakarta
Cetakan          : Pertama, Mei 2011
Panjang          : 20,5 cm
Lebar              : 13,5 cm
Tebal Buku    : x + 326 Halaman
Sinopsis          :
Buku ini bercerita mengenai seorang perempuan Indonesia yang traveling ke berbagai daerah dan bahkan bernbagai Negara di dunia. Baginya, traveling itu seperti sekolah. Harus mampu mengerjakan segala tugasnya dan mengambil pelajaran dari setiap perjalanan. Seperti pergi ke pedalaman yang belum tersentuh listrik, maka ia harus mampu bertahan dan terus menikmati perjalannnya.
Buku ini terbagi menjadi sebelas segmen, yang masing-masing segmen memiliki karakter cerita yang berbeda dengan judul yang berbeda pula. Sebelas segmen itu adalah
1.      Berani coba?
2.      Teryata...
3.      Tutup mata, tutup hidung
4.      Yang seru-seru
5.      Hiks!
6.      Cinta Indonesia
7.      Seandainya kita
8.      Beda
9.      Gue banget
10.  Tip (agak) penting
11.  Bisa Gila
Jumlah total judul salam sebelas segmen ini adalah 72, dengan kisah yang benar-benar membuka wawasan. Kita seolah diajak berkeliling sunia, dan dalam bukunya snag penulis memang mengajak pembaca agar ikut merasakan petuangannya dengan gaya bahasa yang sederhana dan apa adanya.

Kelebihan       : Seperti yang telah saya sebutkan, buku ini menyampaikan cerita denga asyik, apa adanya cocok untuk para traveler pemula yang ingin menjelajahi dunia. Dan cocok juga untuk menstimulus para pemuda agar lebih produktif. Kisah-kisah yang disajikan pun bukan kisah atau cerita pada umumnya. Penulis adalah traveler yang antimainstream. Ia menyuguhkan fakta-fakta baru mengenai suatu daerah.

Kekurangan: Dan lagi, aku tak tahu letak kekurangan suatu buku. Aku hanya penikmat buku. Tapi, karena buku ini dibagi per segmen atau permoment maka ada beberapa daerah atau negara yang diceritakan ulang. Meski dengan kisah berbeda, tapi itu membuatku sedikit bingung. Ketika aku merangkai imajinasi disuatu tempat lalu harus kembali ke tempat sebelumnya, itu sedikit mengganggu. Alangkah baiknya, jika di ceritakan perdaerah atau pernegara agar ceritanya tidak berceceran. Tapi bukunya keren, aku suka.

Komentar