Cahaya Bumi Membunuh Cahaya Langit

No More Light Pollution

Malam ini adalah malam tanggal 6 Agustus. Di beberapa media online sempat ku baca mengenai gerakan mematikan lampu yang dihimbau oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sekitar pukul 20.00-21.00 mlalam ini. Alasannya, selain untuk mengurangi polusi cahaya yang kini mencapai 80% di bumi, juga pada malam akan ada penampilan menarik di langit sana. Beberapa rasi bintang dan planet di gugusan bimasakti akan menunjukkan cahaya yang sebenarnya. Menggambarkan kata indah yang sejati. Cahaya dan Keindahan yang terlupakan.
Tapi malam ini seperti sama saja. Langit malam di Bandung tak ada beda dengan langit malam kemarin. Hanya ada satu dua bintang kecil, yang hilang jika tertutup kabut sedikit saja. Tak ada penampilan langit seperti yang dijanjikan LAPAN. Mungkin polusi cahaya itu memang sudah benar-benar meracuni langit. Sehingga tak salah jika di katakan Cahaya bumi membunuh cahaya langit. Hanya di desa aku bisa melihat langit yang masih perawan. Langit malam yang hitam. Pekat. Tak terkontamisai Cahaya bumi secara berlebihan.
Nampaknya himbauan LAPAN ini tidak begitu di pedulikan oleh masyarakat. Sedikit sekali yang berminat menikmati suguhan alam. Kita lebih senang dengan cahaya yang ada di rumah. Menerangi setiap ruangan. Padahal apa ruginya kita mematikan cahaya itu dengan durasi hanya 1 jam. Yang ku maksud disini adalah cahaya di tempat tinggal pribadi, bukan di tempat pelayanan umum seperti Rumah Sakit.Karena akan lain ceritanya.
Kebanyakan dari kita mungkin berpikir tak ada lampu maka gelap yang di dapat. Dan gelap sudah terlanjur menjadi kata yang menakutkan dalam kehidupan kita. Tanpa pernah tau keindahan seperti apa yang bisa di hasilkan oleh gelap. Sama seperti kehidupan. Gelap itu layaknya gagal. Yang di takuti semua orang. Tanpa pernah kita tahu, kesuksesan seperti apa yang akan kita raih setelah gagal menghampiri.

Ini hanya pemikiranku mengenai kurangnya kepedulian manusia pada cahaya langit karena manusia terlanjur mengutuk gelap. Yang mungkin sama dengan kutukan terhadap gagal dalam hidup.

Komentar