Mari Berangkul dan Berpeluk Erat



⛅🌈👬👭
.
.
.
.
.
.
.
Lihat kemari. Lihat kami. Lihat bagaimana kami menyayangi. Lihat bagaimana tangan kami berangkul erat tanpa peduli kanan dan kiri. Yang tinggi merangkul yang pendek. Yang pendek berpeluk erat pada yang tinggi.
Bagi kami hidup sederhana saja. Berbakti pada Ibu dan Ayah, pergi ke sekolah lalu tertawa bersama kawan-kawan tanpa lelah. Seperti itu saja.
Tidak seperti kakak-kakak di depan kami ini. Kakak-kakak ini tertawa, tapi seperti diam-diam memendam kecewa. Sesekali terlihat ikut bernyanyi, namun nampak seperti orang yang menutupi sunyi. Bahkan tak jarang kakak-kakak ini bersapa ramah, namun yang kami lihat kakak-kakak ini sedang rindu pada keramahan rumah.
Kami tidak mengerti kenapa tiba-tiba kakak-kakak ini datang kemari. Tiba-tiba ingin ikut bermain dengan kami. Tiba-tiba memberi kami hadiah.
Kami juga tak begitu paham kenapa kakak-kakak ini menyuruh kami main lompat, lalu berdiri dengan satu kaki dengan tangan yang di rentangkan seperti kapal terbang. Itu asyik-asyik saja sebenarnya. Karena hal itu sering kami lakukan. Tapi ketika kakak-kakak ini membelitkan tali garis-garis (baca:meteran) di kepala dan lengan, itu sedikit menggangu dan sedikitpun tak kami pahami maksudnya.
Setiap kami selesai melakukan sesuatu, kakak-kakak ini selalu sibuk dengan kertas-kertasnya. Tak tahu apa yang ditulis setelah kami melakukan perintahnya.
Kakak-kakak ini juga iseng bertanya makanan kesukaan dan bekal yang di bawa. Untuk apa yaah? Kami kira kakak-kakak ini ingin meminta bekal kami. Ternyata bukan. Lalu makanan kesukaan, kakak-kakak tidak tahu sebenarnya banyaaak sekali makanan kesukaan kami. Tapi karena kami malu dan lupa, yang kami ucapkan hanya satu dua makanan. Lagi-lagi untuk apa? Kami kira kakak-kakak ini akan memberikan makanan yang kami sebutkan, ternyata tidak.

Kami senang kakak2 berkunjung ke sekolah kami. Memberi warna berbeda untuk hari ini. Senang melihat kakak2 tertawa, sejenak melupakan kisah kakak2 di masa dewasa yang katanya tak seindah masa-masa seperti kami ini.
Terimakasih untuk kakak-kakak yg banyak tersenyum dibalik kekesalannya pada kami.
Kami tunggu kunjungan kakak2 di esok hari, dan doakan kami agar bisa sperti kaka2 kelak

Komentar