Resensi Novel Sepotong Hati yang Baru


Sepotong Hati yang Baru, Tere Liye


31 Januari 2017

Judul              : Sepotong Hati Yang Baru
Pengarang      : Tere Liye
Penerbit          : Mahaka Publishing
Kota Terbit    : Jakarta
Cetakan          : Keenama, Januari 2013
Panjang          : 20,5 cm
Lebar              : 13,5 cm
Tebal Buku    : 206 Halaman
Sinopsis          :
Buku ini merupakan kumpulan beberapa cerpen milik Tere Liye. Sebagian cerita terinspirasi dari legenda-legenda dan cerita lama dengan versi dan modifikasi cerita yang berbeda. Berikut adalah judul-judul cerita pendek yang berada dalam buku Sepotong Hati yang Baru.
v  Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
v  Kisah Sie-Sie
v  Sepotong Hati yang Baru
v  Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay
v  Itje Noerbaja & Kang Djalil
v  Kalau Semua Wanita Jelek
v  Percayakah Kau Padaku?
v  Buat Apa Disesali

Dan berikut ini adalah sinopsis dari cerita pendek Sepotong Hati yang Baru.
Malam itu suara debur ombak di tepi pantai menemani pertemuan Alysa dan seorang laki-laki. Alysa mengenakan gaun putih dengan syal hijau melilit lehernya dan mata Alysa nampak sembab.
Lelaki yang bersama Alysa itu adalah seseorang yang pernah menjadi separuh hatinya. Laki-laki yang bersusah payah menata hatinya setahun terakhir setelah Alysa meninggalkannya dan membawa separuh hatinya. Meninggalkan hati yang tak lagi utuh. Terluka. Alysa pergi lima hari sebelum hari pernikahan mereka. Ia meninggalkan Lelaki itu karena jatuh cinta pada seorang lelaki yang baru di temuinya selama lima hari. Pernikahan itu batal. Menyisakan malu di keluarga. Menyisakn luka mendalam di hati lelaki yang saat ini di hadapannya.
Laki-laki itu sebenarnya masih sangat berharap Alysa kembali. Bahkan sampai saat ini. Saat Alysa tiba-tiba ingin menemuinya dan menceritakan bahwa ia di campakkan oleh lelaki yang membuatnya meninggalkan hari pernikahan mereka. Laki-laki itu tak mengerti pada dirinya yang setahun penuh ia mencoba berdamai dengan perasaannya namun seolah lupa pada usahanya ketika Alysa datang kembali.
Laki-laki itu mengatakan bahwa hatinya telah hancur. Maka ia memutuskan untuk membuat hati yang baru. Samar-samar Alysa bertanya apakah namanya masih tersisa dalam hati yang baru itu. Berulang kali Alysa menanyakan hal itu dengan suara yang gemetar menahan tangis. Laki-laki itu mematung. Alysa sesungguhnya masih utuh tertulis di dalam hatinya. Tapi kemudian lelaki itu memperlihatkan cincin batu giok yang terpasang di jari manisnya. Mengatakan bahwa ia sudah menikah. Telah menemukan sepotong hati yang baru. Alysa hanya mengangguk pelan. Menyeka air di ujung matanya. Ia mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang.
Setelah Alysa pergi, lelaki itu membuka cincin yang ternyata milik adiknya. Lelaki itu belum menikah. Sesaat setelah bertemu Alysa, ia menyadari bahwa cinta bukan sekedar memafkan. Bukan sekedar menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Rasionalitas yang sempurna. Ia akan menelan bulat-bulat rasa sakit, menerima sesak tiap kali mengenang masa indahnya bersama Alysa. Ia bertekad untuk sempurna menumbuhkan hati yang baru. Benar-benar baru.

Komentar