20 Juli 2017
Judul : Konspirasi Alam Semesta
Pengarang : Fiersa Besari
Penerbit : Mediakita
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Pertama, 2017
Panjang : 19 cm
Lebar : 13 cm
Tebal Buku : 238 Halaman
Sinopsis :
Lelaki
Kumal bernama Juang Astrajingga yang di pertemukan dengan Ana Tidae di satu
kesempatan. Juang yang tak percaya pada cinta pandangan pertama, harus menelan
ludahnya sendiri karena Ana berhasil mencuri hatinya dalam perjumpaan yang
sekejap mata.
Kemudian
semesta seolah berkonspirasi, merencanakan pertemua kedua Juang dan Ana. Ana
yang merupakan anak dari seorang sinden, Sinta Aksara menjadi narasumber untuk
melengkapi data Juang mengenai sinden tersebut. Pertemuan kedua menghasilkan
pertemuan ketiga, dan pertemuan pertemuan berikutnya. Memiliki hobi yang sama,
menjadikan mereka nyaman dengan satu rasa yang sama.
Rasa
diantara keduanya berada dalam waktu yang salah. Ana yang telah bersama Deri,
menganggap Juang adalah orang yang ia cari selama ini. Sementara Juang, telah
meletakan semstanya pada Ana. Berbulan-bulan mereka menikmati kebersamaan,
meski di tutupi dengan kata rahasia.
Juang
akhirnya sadar, ia tak bisa terus seperti itu. Ana harus menentukan pilihan.
Tegas pada hidupnya sendiri. Saat itu, Ana memang sedang tak berhubungan baik
dengan Deri. Lelaki yang telah bersamanya setahun ini tertangkap mata
bermesraan dengan Camar, sahabatnya. Hingga akhirnya, ditengah hujan Ana
menentukan pilihan. Di ketuknya pintu indekos Juang dalam kondisi tubuh yang basah.
Mengatakan bahwa hujan membawanya kesana, memilih Juang untuk menjadi
semestanya.
Tugas
Juang sebagai wartawan membuatnya harus berpisah dengan Ana. Tanah papua
menunggu untuk di telusuri jejak sejarahnya. Berbulan-bulan Ana tak mendapat kabar. Karena
keterbatasan jaringan di tempat Juang bertugas. Juang dan dua temannya,
memiliki sahabat bahkan keluarga baru di sana. Papua
dengan segala stereotip negatifnya, mampu ia selami dan menepis pandangan
setiap orang terhadap tanah timur Indonesia itu.
Kabar
Juang tak terdengar lagi, Ana mencoba bertanya ke pihak kantornya, namun sama
saja. Hingga akhirnya, satu pesan mendarat di handphone Ana, permintaan
Juang agar Ana setia menunggu. Dan Juang kembali pada Ana dengan celengan rindu
yang tak lagi bercelah.
Juang
yang telah lama tak kembali ke rumah karena pertengkaran dengan Ayahnya, di
kejutkan dengan kabar ibunda tercinta di rawat di rumah sakit. Hingga sang Ibu pergi dan Juang kehilangan
sumber cahaya hidupnya. Memaki diri sendiri yang belum sempat mengabdi. Ana
yang paham dengan keadaan Juang, tak tega jika harus mengatakan bahwa ia pun
harus melakukan operasi karena tumor yang tumbuh di kepala bagian belakang.
Belum sempat Juang mengetahui keadaan Ana, ia terlebih
dulu kecewa pada Ana yang ia temukan berada dalam pelukan Deri yang saat itu,
memang masih mengharapkan Ana kembali. Juang melarikan diri ke Nias, lagi-lagi
karena tugasnya. Namun kali ini, ia memang ingin melarikan diri dari Ana. Cemburu
membuat ego Juang tak terkendali.
Ana sebenarnya masih enggan melakukan operasi, karena ia
paham keadaan Ayahnya sebagai seorang pensiunan. Ia hanya menyerahkan hidupnya
pada takdir, jika memang tak dapat melanjutkan kehidupan.
Satu pesan dari Ayah Ana, membuat Juang bergegas
meninggalkan Nias. Kemudian mengutuki diri mengapa egonya begitu tinggi. Juang
pulang, dengan keadaan Ana yang tengah berbaring di rumah sakit. Juang berusaha
meyakinkan Ana, bahwa tak ada harga yang pantas untuk sebuah nyawa. Maka
berapapun pembiayaan operasinya, itu bukanlah masalah. Juang meyakinkan Ana
bahwa ia cukup kuat untuk berbagi penderitaan.
Ana dengan perjuangan dan rasa optiminsya, mampu kembali
menjadi gadis periang dan tangguh. Tumor kecilnya telah lenyap. Juang dan Ana
menikah. Hidup sederhana di sebuah rumah di perkebunan teh. Berjanji untuk
saling menemani hingga hari tua, hingga maut menjemput.
Juang kembali pergi meninggalkan Ana untuk membantu
sahabatnya yang terkena letusan Gunung Sinabung. Sekuat apapun Ana memintanya
untuk tidak pergi, tak akan mengubah keputusan Juang. Juang pergi meninggalkan
Ana yang ternyata tengah mengandung. Sebisa mungkin Juang membatu korban
bencana itu, namun naas Gunung Sinabung belum sepenuhnya stabil. Saat juang
mengevakuasi warga yang masih enggan mengungsi, awan panas itu menyembur kembali.
Membinasakan Juang yang tengah bergerilya mengabdi.
Anak dalam kandungan Ana terlahir, Ilya Astrajingga
menjadi pengganti Juang di samping Ana. ILYA,
kata terindah dalam kehidupan Juang dan Ana. I Love You, Always.
Komentar
Posting Komentar