23 Januari 2019
14:16
Pernah gak sih, kamu mengenal orang tapi orang itu tidak mengenal
kamu?
Aku pernah. Pernah banget.
Ok begini ceritanya...
Masa SMA adalah masa paling produktif bagiku,
rasa-rasanya jika dibandingkan dengan beberapa tahun kehidupan di perkuliahan,
tetap masa SMA adalah masa terriweuh dengan kegiatan-kegiatan dan
lomba-lomba yang aku ikuti. Kegiatan dan lomba ini, ada yang berhubungan dengan
akademik atau ekstrakurikuler dan hal inilah yang mengakibatkan aku mengenal
orang-orang yang sepetinya mereka malah tidak mengenalku sama sekali.
Menyedihkan yah, tapi percayalah itu sudah biasa.
Manusia pertama bernama YG (inisial aja ya). Anak SMA 2 yang lebih dari sekali bertemu
dalam sebuah kompetisi. Pertama tahu namanya, saat kompetisi matematika.
Kompetisinya bukan kompetisi yang besar, hanya diadakan oleh SMK yang baru
dirintis saat itu. Karena itu, pesertanya tidak terlalu banyak dan dia adalah
peserta laki-laki satu-satunya. Jadi tidak sulit menemukan namanya di daftar
hadir. Tidak disangka, aku bertemu kembali dengan manusia ini di lomba cerdas
cermat memperingati sumpah pemuda yang diadakan satu kabupaten. I know he not remember me, but I remember him. Kita berada disatu babak yang sama, manusia ini merebut seenaknya
pertanyaan-pertanyaan lemparan yang tak terjawab oleh lawannya. Hingga akhirnya
ku dengar, sekolahnya lah yang menjuarai lomba cerdas cermat itu. Benar-benar
manusia hebat, batinku. Herannya, tidak sampai disitu saja, aku bahkan sampai
mengetahui bahwa ia ingin masuk ITB dan malah keterima di teknik sipil
UGM. Huwooooo, univeritas impianku saat itu bahkan sampai sekarang sih. Tidak habis pikir saat mendengar kabar,manusia
ini akan keluar dari UGM karena terobsesi pada ITB. Tapi akhirnya manusia ini
menyelesaikan kuliahnya, dengan cepat hanya 3,5 tahun dan menjadi lulusan
terbaik. Spechless. Dan diperjalanan kuliahnya, ibunya meninggal dan
keren aja sih bisa survive sampe jadi lulusan terbaik.
Informasinya tau dari
mana? Manusia ini tidak terlalu aktif di media sosial, aku malah banyak
mengetahui manusia ini saat temanku yang satu sekolah dengannya mengunggah foto
bersama. Salut. Dan sangat mengispirasi sih, sama sekali ga nyesel
kenal manusia macem ini, meskipun dia tidak mengenaliku.
Manusia ke dua adalah DL. Masih anak SMA 2, bertemu di organisasi Forpis,
eh apa yah, aku lupa tepatnya tapi itu organisasi PMR Wilayah III. Aku bukan
anggota organisai ini, saat itu aku hanya ikut jadi panitia disalah satu
kegiatannya (itupun diajak kawanku). Manusia ini, dari yang ku lihat, memiliki
pembawaan yang tenang, jiwa kepemimpinannya dapet banget,dan seringkali
memberikan solusi-solusi bermakna pada setiap permasalahan. Saat itu bisa jadi
dia tahu namaku, tahu dan kemudian lupa selupa-lupanya. Hal ini terbukti pada
saat pertemuan dengannya di tempat dan kegiatan yang berbeda, yaitu lomba
cerdas cermat koperasi. Sama sekali tidak ada tegur sapa. Aku tidak tahu lagi
sebenarnya kabar manusia ini, masuk univ mana jurusan apa aku sama sekali gak
tahu. Sampe akhirnya minggu-minggu kemarin, aku tahu ia sudah menjadi
manusia hebat dengan rasa nasionalismenya terhadap Banten. Menjadi ketua suatu
organisasi besar dan bergengsi di Banten, sekaligus menjadi peserta terbaik
saat ada pertemuan organisasinya se-Indonesia.
Lagi-lagi
menginspirasi, dari manusia ini aku sadar, sudah selayaknya akupun berbuat
sesuatu untuk daerahku, terlebih di Banten masih ada dua kabupaten yang masuk
kategori daerah tertinggal.
Manusia
ke tiga, manusia yang juga banyak memberiku pelajaran, meskipun ia sama sekali
tidak mengetahuinya. Sebut saja namanya Annisa. Annisa dari MA Mathlaul Anwar Pusat Menes. Dan ia
tidak mengenalku. (sudahlaaah -__-).
Pertama mendengar namanya,
dari kawanku yang satu SMP dulunya. Diceritakanlah bahwa ia pintar dan bla bla
blaaa. Sampai akhirnya aku melilhat sendiri sepintar apa manusia satu ini. Ia
berhasil menjuarai Banten Student Competition yang
diselenggarakan oleh Debust ITB, dan saat itu aku juga jadi delegasi sekolah
namun seperti biasa, jauh dari kata juara. Bagaimana tidak kagum, kompetisi
besar se Banten, ia taklukkan. Dan pertemuan kedua, aku bertemu di acara Try
Out SBMPTN yang di adakan Salman ITB di SMA 1. Dan
lagi-lagi manusia ini memperoleh nilai passing grade paling tinggi. Hadiah
TO ini adalah bimbingan belajar di Bandung dan ia menolaknya, karena ia sudah
lebih dulu mendapatkan bimbel di Ganesha Operation hadiah dari Banten
Student Competition. Salut se salut salutnya lah pokoknya. Aku tidak tahu
kabar manusia ini sekarang, aku hanya tau ia jebol Fakultas Kedokteran UI plus
jebol Fakultas Kedokteran UIN Jakarta dengan jalur santri berprestasi dengan
beasiswa full. Akhirnya ia memilih di UIN, meskipun aku tahu
cita-citanya adalah UI.
Angkat
4 jempol buat manusia-manusia ini, asset-aset daerah yang harusnya diperhatikan
oleh pemerintah dan di berdayakan untuk membangun Banten. Aku memang tidak
mengenal mereka, tapi banyak hal yang telah mereka beri tanpa mereka sadari.
Semoga, akupun bisa jadi demikian, (tapi mikir sih, apa yang bisa diinspirasi
dari diri ini -__-). Ah semoga saja…
Komentar
Posting Komentar