11 Februari 2019
14:12
Setiap
orang pasti memiliki benda yang bersejarah. Bersejarah karena proses
memilikinya, keunikannya, mengingatkan pada seseorang dan sebagainya. Lalu
bagaimana jika ada seseorang yang mengatakan bahwa benda itu sebaikanya kamu
buang? Dengan alasan sudah tidak laik pakai atau sudah terlalu using misalnya?
Aku
pribadi, sangat tersinggung.
Aku
memiliki satu rok berwarna ungu dengan motif seperti sel hewan, enath sih
ini pendapat teman-temanku. Mungkin karena aku anak biologi, jadi semua seolah
dikaitkan dengan hal berbau biologi. dari sekian banyak rok yang aku miliki
sekarang, rok inilah yang menjadi ibu dari semua rokku. Rok pertama yang
dibelikan Bapak saat aku kuliah, sekitar 3-4 tahun yang lalu. Aku tinggal di
asrama, diharuskan mengenakan rok. Kenapa bersejarah? Karena rok ini mahal,
setidaknya menurutku dan Bapak saat itu. Sehingga ku lihat Bapak berpikir
kembali. Sempat menyarankanku memilih yang lain, tapi aku tidak mau. Aku
terlanjur jatuh cinta, dan terlampau egois sebetulnya. Bapak bisa apa, jadilah
rok itu milikku. Meski akhirnya aku tidak membeli baju, karena uangnya sudah
tidak mencukupi. Tidak apa menurutku saat itu, yang penting aku punya rok
bermotif sel itu.
Sebegitu
sulitnya ya ekonomi keluargaku? Tidak. Sungguh, bagiku itu tidak termasuk
kategori sulit. Aku masih makan 2-3 kali sehari, masih dapat uang jajan
meskipun hanya cukup membeli cilok atau cakwe di kampus, masih bisa tidur
nyenyak, masih bisa tersenyum berseri-seri menyambut hari. Bagiku itu jauh dari
kata ‘sulit ekonomi’. Bapak mencukupi semua yang aku butuhkan, meskipun tidak
semua yang aku inginkan, tapi aku sangat bersyukur terlebih memiliki bapak
seperti Bapak.
Oke,
kembali ke persoalan rok. Nah, suatu hari kulihat rok itu ada bagian yang
sobek. Bingung sampai sekarang apa penyebabnya. Karena sobekannya berupa
garis-garis panjang dan pendek. Tapi masih tetap ku pakai. Kemudian, karena kau
akan pergi dengan satu kawanku, dia melihat rokku dan berkata ‘yaaa ampuun
imas, itu roknya sobek‘. Aku jawab iya dan aku belum sempat memperbaiki, lagi
pula sobekannya gak terlalu kelihatan sih. And she said ‘Udah atuh jangan
dipake lagi, udah kaya gitu‘. And you know my feeling? Ah rasanya ingin
aku ceritakan keras-keras di depan mukanya bahwa rok ini, Bapak belikan dengan
hasil keringatnya, susah payah, Cuma buatku, buat ku pakai kuliah.
Sebetulnya, kalimat orang tadi sama sekali bukan maksud
merendahkan. Aku tahu dia orang baik. Hanya terkadang, ada hal yang kita tidak
tahu kalimat mana yang akan menyakiti hati seseorang. Terlihat biasa, tapi
serius deh, itu benar-benar membuatku tersinggung. Pelajaran yang bisa
ku ambil, hati-hati dengan perkataan kita. Hargai apa yang dimiliki orang lain,
entah itu benda kecil, besar, jelek, atau apapun bentuknya, belum tentu benda
itu tidak bernilai bagi pemiliknya. Jadi, saling menghargailah.
Komentar
Posting Komentar