Perbedaan Lebaran sebagai Mahasiswa dan Pekerja


Sumber gambar : https://www.google.com/search?q=idul+fitri+mahasiswa&safe=strict&client=firefox-b-d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjEuPWE3PbiAhVCLo8KHToODr8Q_AUIECgB&biw=1366&bih=632#imgrc=TEQFo0GOorqr0M:

20 Juni 2019
05:46
Idul fitri telah berlalu, baru kemarin rasanya tidak sabar menunggu waktu untuk mudik berkumpul bersama keluarga dan sekarang harus kembali pada rutinitas. Lebaran ini adalah lebaran pertama setelah aku wisuda dan KERJA, hmm kerja. Ada beberapa perbedaan antara menjadi seorang mahasiswa dan seorang pekerja (ini pengalaman pribadiku sih)
1.      Tidak ada lagi ampau lebaran.
Tidak satu rupiahpun. Karena kamu dianggap sudah bisa menghasilkan uang sendiri, maka sudah tiba saatnya untuk kamu yang membagikan ampau pada sanak saudaramu, terutama anak-anak kecil yang hobi berburu ampau saat lebaran. Tapi serius deh, kamu gak akan ngerasa rugi, malah akan muncul rasa bangga pada dirimu karena bisa berbagi dengan orang lain meskipun nominalnya tidak seberapa. So, jangan takut untuk berbagi ampau yaa..
2.      Tidak ada baju lebaran.
Waktu kecil biasanya kita menantikan baju lebaran. Tidak hanya satu, bisa dua atau tiga atau bahkan lebih. Nah, lebaran ini kamu bakal lebih mentingin baju lebaran buat adik, ibu, bapak, keponakan dan yang lainnya. Untuk baju sendiri, yaa kaalu ada sisa uang belanja saja.
3.      Jajanin keluarga
Yang lebaran kemarin terbiasa minta jajan atau dijajanin saudara, sekarang kamu yang harus peka buat jajanin mereka. Misalnya, ada adik, keponakan atau sepupu yang jajan di depan mata kamu, kamu sudah harus peka untuk bayarin jajan mereka meskipun di sana ada orang tuanya.
4.      Pergatian pertanyaan dari ‘kapan selesai kuliah?‘ jadi ‘kerja dimana?‘
Sebetulnya ini pertanyaan biasa, untuk sekedar menyapa tapi pertanyaan ‘kerja dimana?’ biasanya akan sedikit mengganggu bagi mereka yang pekerjaannya masih belum sesuai dengan jurusan kuliah, sesuai gajinya atau yang lainnya. Karena biasanya akan ada pertanyaan lanjutan seperti ‘lho kok kerjanya gak sesuai jurusan?‘ ‘gajinya pasti besar ya?‘ (pertanyaan pancingan buat tau nominal gaji sih ini mah kayanya) pertanyaan itu aku dapat berkali-kali. Jadi siapkan jawaban terbaikmu.
5.      Merebak pertayaan ‘udah punya calon?‘
Aku pribadi jarang mendapat pertanyaan ’kapan nikah?’, entah kenapa pertanyaan yang datang lebih pada apakah aku sudah ada calon pendamping atau belum. Mungkin dari situ mereka bisa mengira-ngira kapan aku akan siap menikah. Bingung sih jawabnya, apalagi ada orang tua disana, kan malu. Aku lebih sering menghindar dari pada menjawab. Kalau pertanyaan ‘kapan nikah?‘ sudah banyak yang bahas, coba kamu cari deh bagaimana cara menghadapinya.
6.      Libur hanya sekejap
Libur semester genap saat kuliah biasanya bersamaan dengan libur lebaran, jadi libur sampai tiga bulan penuh. Bisa leha-leha di rumah sampai Ibu berkali-kali tanya ‘kapan berangkat kuliah?‘ saking bosennya liat kamu tiduran terus di rumah. Sekarang yaa hanya bisa ikut jadwal cuti dari pemerintah. Sekitar dua minggu, itu bisa kurang jarang lebih sih. Dan biasanya Ibumu bakal lebih manjain kamu. hehe
7.      Terbiasa dengan macet
Karena jadwal libur kamu bersamaan dengan para pekerja lain, maka bersiap untuk arus mudik yang melelahkan, begitupun dengan arus baliknya. Berbeda dengan mahasiswa yang bisa pulang kapan saja asalkan urusan kampus sudah selesai. Jadi, siapkan bekal terbaik untuk mudik.

            Itulah hal-hal yang berbeda yang aku rasakan ketika lebaran sebagai mahasiwa dan sebagai seorang yang sudah bekerja. Tapi apapun perbedaannya, pulang dan berkumpul bersama keluarga saat lebaran tetap menjadi moment yang dinanti setiap tahunnya.

           

Komentar