20 Juni 2019
05:46
Idul fitri telah berlalu, baru kemarin rasanya tidak
sabar menunggu waktu untuk mudik berkumpul bersama keluarga dan sekarang harus
kembali pada rutinitas. Lebaran ini
adalah lebaran pertama setelah aku wisuda dan KERJA, hmm kerja. Ada
beberapa perbedaan antara menjadi seorang mahasiswa dan seorang pekerja (ini
pengalaman pribadiku sih)
1. Tidak ada lagi ampau lebaran.
Tidak satu rupiahpun. Karena kamu dianggap sudah bisa
menghasilkan uang sendiri, maka sudah tiba saatnya untuk kamu yang membagikan
ampau pada sanak saudaramu, terutama anak-anak kecil yang hobi berburu ampau
saat lebaran. Tapi serius deh, kamu gak akan ngerasa rugi,
malah akan muncul rasa bangga pada dirimu karena bisa berbagi dengan orang lain
meskipun nominalnya tidak seberapa. So, jangan takut untuk berbagi ampau yaa..
2. Tidak ada baju lebaran.
Waktu kecil biasanya kita menantikan baju lebaran. Tidak hanya
satu, bisa dua atau tiga atau bahkan lebih. Nah, lebaran ini kamu bakal lebih mentingin
baju lebaran buat adik, ibu, bapak, keponakan dan yang lainnya. Untuk baju
sendiri, yaa kaalu ada sisa uang belanja saja.
3. Jajanin keluarga
Yang lebaran kemarin terbiasa minta jajan atau dijajanin
saudara, sekarang kamu yang harus peka buat jajanin mereka. Misalnya,
ada adik, keponakan atau sepupu yang jajan di depan mata kamu, kamu sudah harus
peka untuk bayarin jajan mereka meskipun di sana ada orang tuanya.
4. Pergatian pertanyaan dari ‘kapan selesai kuliah?‘ jadi ‘kerja dimana?‘
Sebetulnya ini pertanyaan biasa, untuk sekedar menyapa
tapi pertanyaan ‘kerja dimana?’ biasanya akan sedikit mengganggu bagi mereka
yang pekerjaannya masih belum sesuai dengan jurusan kuliah, sesuai gajinya atau
yang lainnya. Karena biasanya akan ada pertanyaan lanjutan seperti ‘lho kok
kerjanya gak sesuai jurusan?‘ ‘gajinya pasti besar ya?‘ (pertanyaan pancingan
buat tau nominal gaji sih ini mah kayanya) pertanyaan itu aku dapat
berkali-kali. Jadi siapkan jawaban terbaikmu.
5.
Merebak
pertayaan ‘udah punya calon?‘
Aku pribadi
jarang mendapat pertanyaan ’kapan nikah?’, entah kenapa pertanyaan yang datang
lebih pada apakah aku sudah ada calon pendamping atau belum. Mungkin dari situ
mereka bisa mengira-ngira kapan aku akan siap menikah. Bingung sih jawabnya, apalagi
ada orang tua disana, kan malu. Aku lebih sering menghindar dari pada menjawab.
Kalau pertanyaan ‘kapan nikah?‘ sudah banyak yang bahas, coba kamu cari deh
bagaimana cara menghadapinya.
6.
Libur
hanya sekejap
Libur semester
genap saat kuliah biasanya bersamaan dengan libur lebaran, jadi libur sampai
tiga bulan penuh. Bisa leha-leha di rumah sampai Ibu berkali-kali tanya ‘kapan
berangkat kuliah?‘ saking bosennya liat kamu tiduran terus di rumah. Sekarang yaa hanya bisa ikut jadwal cuti dari
pemerintah. Sekitar dua minggu, itu bisa kurang jarang lebih sih. Dan biasanya
Ibumu bakal lebih manjain kamu. hehe
7. Terbiasa dengan macet
Karena jadwal libur kamu bersamaan dengan para pekerja
lain, maka bersiap untuk arus mudik yang melelahkan, begitupun dengan arus
baliknya. Berbeda dengan mahasiswa yang bisa pulang kapan saja asalkan urusan
kampus sudah selesai. Jadi, siapkan bekal terbaik untuk mudik.
Itulah hal-hal yang berbeda
yang aku rasakan ketika lebaran sebagai mahasiwa dan sebagai seorang yang sudah
bekerja. Tapi apapun perbedaannya, pulang dan berkumpul bersama keluarga saat
lebaran tetap menjadi moment yang dinanti setiap tahunnya.
Komentar
Posting Komentar